Ikan lele dumbo
merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang memiliki keunggulan
komparatif yang cukup menjanjikan pembudidaya. Kebutuhan pemenuhan permintaan pasar terhadap ikan lele
dumbo khusus ketersediaan
induk yang merupakan faktor
penentu keberhasilan kegiatan budidaya, tentunya menuntut kegiatan pengembangan usaha pembesaran dari para
pelaku utamanya yang mampu meningkatkan produksi yang berorientasi pada efisien
usaha, produktifitas, berdaya saing, bermutu, berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan serta mewujudkan sistem bisnis yang lestari guna meningkatkan
pendapatan bagi kesejahteraan hidup. Selain memiliki induk yang berkualitas perlu
diperhatikan juga bagaimana cara induk menghasilkan telur yang diinginkan.
Berikut beberapa cara pemijahan pada Induk Ikan Lele Dumbo.
Ciri-ciri Induk Betina dan Jantan Ikan Lele Dumbo yang
Matang Gonad
Induk Betina
|
Induk Jantan
|
· Perut membesar atau buncit dan terasa lembek jika
diraba.
· Pergerakannya lambat dan jinak.
· Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan, dan
tampak membesar (bengkak).
· Warna tubuh menjadi coklat kemerahan.
· Kadang-kadang warna sirip-sirip tampak kemerahan.
· Jika perut diurut, kadang-kadang akan keluar
telur yang warnanya kuning tua.
|
· Alat kelaminnya memerah.
· Alat kelamin tampak jelas dan lebih meruncing.
· Tubuh ramping dan gerakannya lincah.
· Ada perubahan warna tubuh menjadi coklat
kemerahan.
|
Sumber : Bachtiar , 2006
ll. Pemijahan
Kegiatan pemijahan pada ikan lele
dumbo dapat dilakukan
dengan tiga cara atau teknik pemijahan yaitu pemijahan secara tradisional, semi
intensif dan intensif.
1). Pemijahan Secara Tradisional
Pemijahan secara tradisional
dilakukan bila induk ikan lele
telah memenuhi persyaratan dan matang gonad. Pemijahan secara tradisional atau
alami dilakukan dengan alat
dan cara yang sederhana serta campur tangan manusia sangat terbatas, pemijahan ikan terjadi dengan sendirinya. Pemijahan biasanya dilakukan pada pukul 16.00 hingga pukul
07.00 WIB namun keberhasilan pemijahan bisa mundur tidak sesuai dengan waktu
yang dharapkan, pada pemijahan secara tradisional telur yang dihasilkan tidak bisa maksimal.
2). Pemijahan Secara Semi Intensif
Pemijahan semi intensif yaitu
pemijahan yang dilakukan dengan cara menyuntikan hormon perangsang untuk
kematangan dan ovulasi sel telur. Hormon perangsang yang diberikan dapat berupa Ovaprim (hormon komersial),
ekstrak kelenjar hipofisa yang
berasal dari spesies ikan yang sama atau ikan mas (sebagai ikan donor
universal/umum), atau HCG (Human Chorionic Gonadotropin).
Penyuntikan induk dengan hormon
dilakukan pada induk yang telah matang gonad. Dosis hormon yang digunakan
sekitar 0,2-0,3 m/kg dengan sekali penyuntikan. Sebelum penyuntikan hormon Ovaprim diencerkan terlebih dulu dengan menggunkan aquabidest atau air mineral yang steril
sebanayak 3 kali dosis Ovaprim. Penyuntikan induk biasaya dilakukan pada sore
hari sekitar pukul 16.00 dan pemjahan biasanya terjadi sekitar pukul 23.00-05.00.
Penyuntikan dengan menggunakan kelenjar hipofisa dilakukan dengan menggunakan donor ikan lele
atau ikan mas yang telah dewasa dan dalam kondisi sehat, dosis
penyuntikan dengan menggunakan kelenjar hipofisa adalah 1 dosis. Artinya , berat ikan donor yang akan
diambil kelenjar hipofisanya sama dengan induk ikan lele yang akan disuntik.
3). Pemijahan Secara Intensif
Pemijahan secara intensif yaitu
pemjahan yang dilakukan dengan menggunakan campur tangan manusia hingga pada
proses pembuahan atau bertemunya sel telur dan sperma dilakukan oleh manusia.
Adapun tahapannya yaitu ikan lele
dumbo yang telah disuntik
dibiarkan selama 8-10 jam setelah penyuntikan,
kemudian telur dan spermanya
dikeluarkan dari tubuh induknya. Untuk induk betina pengeluaran telur dilakukan dengan cara pengurut perutnya (streeping) sedangkan induk jantan dilakukan
pembelahan perut untuk mengambil sperma, sperma tersebut kemudian diencerkan
dengan menggunakan sodium klorida
0,9 %. Selanjutnya, telur dan sperma tersebut ditampung dan dicampurkan dalam
suatu wadah (mangkok) dengan menggunakan bulu ayam yang kering. Kemudian disebar diatas media yang
dikehendaki biasanya disebar
pada hapa atau wadah lainnya.
Menurut Khairul Amri (2005) lele dumbo betina dengan berat 1 kg dapat
menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir, yang dapat menetas menjadi larva
sebanyak 70.000 ekor, dengan kelangsungan hidup (survival rate) jika dipelihara lagi dalam kolam hingga ukuran 3-5
cm kelangsungan hidupnya 80% (56.000 ekor).
Izin ya admin..:)
BalasHapusHalloo kami dari ARENADOMINO ingin mengajak anda semua pecinta games poker untuk bermain disini permainan fairplay menanti anda semua dan 100% no robot player vs player
yuk silahkan langsung bermain dengan kami proses mudah cepat dan nyaman jika kesulitan dalam pendaftaran dapat juga dibantu ya bisa dari live chat ataupun dari WA +855 96 4967353 silahkan ..