Senin, 15 Desember 2014

Vibriosis pada udang

A. Penyebab : Vibrio harveyii, V. alginolyticus, V. parahaemolyticus, dll.
B. Karakteristik Patogen :
  • Vibrio pada larva udang umumnya sebagai penginfeksi sekunder terutama pada saat dalam keadaan stress dan lemah.
  • Infeksi bakteri ini biasanya berkaitan dengan kondisi stress akibat : kepadatan tinggi, malnutrisi, penanganan yang kurang baik, infeksi parasit, bahan organik tinggi, oksigen rendah, kualitas air yang bururk, fluktuasi suhu air yang ekstrem, dll.
  • Serangan bersifat akut, dan apabila kondisi lingkungan terus merosot, kematian yang ditimbulkannya bisa mencapai 100% terutama pada stadia PL atau juvenil
C. Gejala Klinis :
  • Tubuh udang nemapak kusam dan kotor
  • Nafsu makan menurun, kerusakan pada kaki dan insang berwarna kecoklatan
  • Jenis bakteri vibrio spp. yang berpendar umumnya menyerang larva udang dan penyakitnya disebut penyakit udang berpedar ( luminescent vibriosis)
  • Udang yang terserang menunjukkan gejala nekrosis, kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, bercak merah (red discoloration) pada pleopod dan abdominal serta pada malam hari terlihat menyala.
  • Udang yang terkena vibriosis akan menunjukkan bagian kaki renang (pleopod) dan kaki jalan (pereiopoda) menunjukkan melanisasi.
  • Udang yang sekarat sering berenang ke permukaan atau pinggir pematang tambak.
D. Diagnosa :
  • Isolasi dan Identifikasi bakteri melalui uji bio-kimia
E. Pengendalian :
  • Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan udang
  • Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitaminC pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
  • Menghindari terjadinya stress ( fisik, kimia, biologi)
  • Pengelolaan kesehatan udang secara terpadu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar