B.Karakteristik Patogen :
- Beberapa spesies dari genus Perkinsus diketahui sebagai penyebab penyakit perkinsosis pada moluska seperti tiram, kerang-kerangan, dan abalon, Perkinsus olseni/atlanticus merupakan jenis yang keberadaannya sudah terdeteksi pada kerang-kerangan di perairan Indonesia.
- Beberapa jenis moluska yang diketahui peka terhadap infeksi parasit ini, antara lain : blacklip dan greenlip abalon (Haliotis rubra & H. Laevigata), straircase abalone (Haliotis scalaris), whirling abalone (Haliotis scalaris), whiring abalone (Haliotis cyclobates) dan pearl oyster (Pincatada sugillata, Pinctada maxima). Sedangkan dari kelompok kerang-kerangan yang peka, antara lain : crocus clam (Tricna crocea), rugose giant clam (Tridacna maxima), giant clam (Tridacna gigas), dan sand cockle (Katelysia rhytiphoro).
- Penyakit perkinsosis umumnya menyerang abalone ukuran konsumsi.
- Penularan parasit berlangsung secara horizontal, dari individu yang terinfeksi ke individu lain yang masih bebas.
- Pre-zoosporangia yang keluar dari nodule yang pecah atau dari abalone yang mati, akan berkembang menjadi zoosporangia di lingkungan perairan.
- Dalam tempo 9 hari (20 oC) atau 3 hari (28 0C), ratusan biflagelata zoospore akan keluar dari zoosporanganium, untuk selanjutnya siap untuk menginfeksi moluska yang lain.
- Individu yang menderita perkinsosis, mungkin menunjukkan salah satu atau lebih gejala berikut. Namun, Penyakit mungkin masih diderita meskipun tanpa gejala klinis yang jelas (sub-klinis)
- Pada blacklip dan greenlip abalone, mungkin tampak adanya nodule (benjolan berwarna coklat hingga berdiameter 8 mm) pad akaki dan mantel
- Lesi berbentuk bulat dan berwarna coklat pucat pada abalone ukuran konsumsi
- Kematian antara 30-40% pada greenlip abalone ukuran panjang 3-4 cm.
- Infeksi P. olseni/atlanticus umumnya ditandai adanya nodule/benjolan pada kaki dan/atau mantel, alat pencernaan pucat, kurus, dan pertumbuhan lambat, lemah,d an mantel mengkerut.
- Sangat sulit untuk mengdiagnosa perkinsosis hanya didasarkan gejala klinis semata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan laboratories untuk tujuan konfirmatif diagnosis.
- Tindakan karantina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar