B. Karakteristik Patogen :
- Bakteri gram positif, berbentuk bulat kecil (cocci) bergabung menyerupai rantai, non-motil, koloni transparan dan halus.
- Infeksi Streptococcus iniae sering terjadi pada budidaya ikan air laut : sedangkan S algalactie lebih banyak ditemukan pada ikan budidaya air tawar.
- Pola serangan kedua jenis bakteri tersebut umumnya bersifat kronik-akut.
- Jenis ikan air laut yang sering dilaporkan terkena penyakit sreptococciasis adalah kakap dan kerapu, sedangkan pada ikan air tawar adalah ikan nila.
- Target argan infeksi streptococcus spp. banyak ditemukan diotak dan mata, sehingga disebut " syndrome meningoecephalitis dan panophthalmitis" dan ikan yang terinfeksi sering menunjukkan tingkah laku abnormal seperti kejang atau berputar serta mata menonjo (exopthalmus)
- Penyakit ini sering dilaporkan pada sistem budidaya intensif, lingkungan perairan tenang (stagnant) dan/atau sistem sirkulasi.
- Infeksi bakteri ini berkaitan dengan kondisi stress akibat: kepadatan tinggi malnutrisi, penanganan yang kurang baik, bahan organik tinggi, oksigen rendah kualitas air yang buruk, fluktasi suhu air yang ekstrim, dll.
- Secara kumulatif,akibat serangan penyakit ini dapat menimbulkan mortalitas 30-100 % dari total populasi selama masa pemeliharaan dan penyakit ini merupakan kendala potensial yang harus diantisipasi berkenaan dengan program intesifikasi dan peningkatan produksi nila nasional.
- Nafsu makan menurun, lemah, tubu berwarna gelap, dan pertumbuhan lambat,
- Warna gelap di bawah rahang, mata menonjol, pendarahan, perut gembung (dropssy) atau luka yang berkembang menjadi borok.
- Sering pula infeksi Streptococcus spp. tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas kecuali kematian yang terus berlangsung.
- pergerakan tidak terarah (nervous) dan pedarahan pada ttutup indang (operculum)
- sering pula ditemukan bahwa ikan yang terinfeksi terlihat normal sampai sesaat sebelum mati.
- Isolasi dan Identifkasi bakteri melalui uji bio-kimia
- Deteksi gen bakteri melalui teknik polymerase chain reaction (PCR)
- Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
- Pencegahan secara dini (benih) melalui vaksinasi anti-streptococcus spp.
- Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
- Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian air baru.
- Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan, lingkungan dan patogen)
- Pengobatan herbal dapat dilakukan dengan menggunakan daun Babandotan (Ageratum conyzoides L) dengan cara yang sama pada pengendalian penyakit yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophilla.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar