Senin, 16 November 2015

MENEJEMEN LINGKUNGAN BUDIDAYA

Manajemen Lingkungan Budidaya
Komponen Dasar dalam Budidaya Udang
 











Komponen dasar lainnya yang juga sangat penting mendukung
teknologi busmetik adalah mengupayakan kondisi sekeliling kegiatan
budidaya menjadi kondusif
Lingkungan budidaya udang busmetik
       Sekeliling petakan modul adalah mangrove
       Saluran pemasukan air ke tandon berupa mangrove yg difungsikan sebagai biofilter
       Kawasan mangrove difungsikan sebagai tempat pembuangan air tambak
       Mengupayakan penanaman mangrove pada lokasi yg kosong
    Lingkungan di Sekeliling Wadah Budidaya
Mengupayakan (membuat) ekosistem mangrove di sekeliling wadah budidaya
Description: 20120923_161037.jpgDescription: D:\pameran tekno bandung\GABUNGAN\DSCF0677.JPG


FUNGSI MANGROVE
A. Fungsi Fisik
  1.  Mencegah erosi pantai.
  2.  Menahan badai/gelombang tsunami .
  3.  Mencegah masuknya air laut ke daratan (intrusi air laut).
B. Fungsi Ekologis
  1. Tempat mencari makan binatang mangrove (Feeding Ground/Shelter).
  2.  Tempat pemijahan/beranak pinak dan pengasuhan binatang mangrove (Spawning/Nursery ground).
  3.  Pemindahan/pertukaran nutrisi (Export Nutrien).
C. Fungsi Sumberdaya dan Jasa
  1.  Kayu bakar/arang.
  2.  Bahan baku industri.
  3.  Makanan dan obat.
  4.  Pariwisata.
 Perubahan/konversi l

Ada sekitar 61 jenis udang dan kepiting yang hidup di habitat mangrove Indonesia
Rhizophora mucronata dapat menyerap 300 ppm Mn, 20 ppm Zn, 15 ppm Cu (Darmiyati et al., 1995), dan pada daun Avicennia marina terdapat akumulasi Pb ³ 15 ppm, Cd ³ 0,5 ppm,   Ni ³ 2,4 ppm (Saepulloh, 1995).
Produktivitas primer ekosistem mangrove ini sekitar 400-500 gram karbon/m2/tahun adalah tujuh kali lebih produktif dari ekosistem perairan pantai lainnya (White, 1987).
Daun mangrove yang berguguran diuraikan oleh fungi, bakteri dan protozoa menjadi komponen-komponen bahan organik yang lebih sederhana (detritus) yang menjadi sumber makanan bagi banyak biota perairan (udang, kepiting dan lain-lain) (Naamin, 1990).
Kerusakan mangrove di pantai Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara berdampak pada penurunan volume dan keragaman jenis ikan yang ditangkap (56,32% jenis ikan menjadi langka/sulit didapat, dan 35,36% jenis ikan menjadi hilang/tidak pernah lagi tertangkap)
Konversi hutan mangrove di pantai Napabalano, Sulawesi Tenggara menyebabkan berkurangnya secara nyara kelimpahan kepiting bakau (Scylla serrata) (Amala , 2004).
Semakin bertambah umur mangrove hasil rehabilitasi akan meningkatkan populasi dan keragaman biota pesisir pantai (Onrizal et al.,2008)
       MANGROVE HILANG, KEHIDUPAN MANUSIA TERANCAM.
       MARI KITA CEGAH TERJADINYA BENCANA. TAPI, BAGAIMANA CARANYA?
       CARANYA MUDAH, YAITU DENGAN CARA MEMBIBITKAN, MENANAM DAN MEMELIHARA MANGROVE
PERSIAPAN PEMBIBITAN MANGROVE
1. Penyiapan buah (Propagul)
Propagul mangrove diusahakan berasal dari lokasi setempat atau lokasi terdekat. Buah dapat diperoleh dengan cara mengambil buah-buah yang telah jatuh atau memetik langsung dari pohonnya.
2. Pembuatan Herbarium
Tujuan dari pembuatan herbarium ini adalah untuk mempermudah kita dalam memperkenalkan spesies mangrove kepada masyarakat. Hasil dari herbarium ini bisa ditempel di dinding dan atau disimpan ke dalam lemari tertutup dalam bentuk kering.
3. Pembuatan bedeng persemaian
a. Pemilihan tempat
Tempat yang akan digunakan untuk persemaian bibit dipilih lahan yang lapang dan datar.

b. Pembuatan bedeng persemaian
Bedeng dibuat dari bambu yang kuat. Ukuran bedeng disesuaikan dengan kebutuhan. Umumnya berukuran 1×5 m atau 1×10 m dengan tinggi 1,5–2 m. Bedeng diberi naungan ringan dari daun nipah, kelapa, ijuk, rumbia, alang-alang atau sejenisnya.
PERLAKUAN PROPAGUL DAN LOKASI PEMBIBITAN
  1. Buah (propagul) mangrove untuk bibit sebaiknya berasal dari daerah setempat, telah matang dan berkualitas bagus.
  2. Sebelum digunakan untuk pembibitan buah disimpan  sementara waktu dengan cara memasukkannya ke dalam ember atau bak yang berisi air penuh dengan posisi tegak dan diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari. Lama penyimpanan maksimal adalah 10 hari.
  3. Untuk menyemaikan benih mangrove, lumpur dimasukkan ke dalam polibek. Selanjutnya, buah mangrove disemaikan ke dalam polibek masing-masing 1 buah.
  4. Tempat penyemaian benih mangrove sebaiknya dipilih yang berdekatan dengan lokasi penanaman dengan perendaman kurang lebih 20 – 40 kali/bulan.
  5. Penancapan ajir
  6. Kegiatan penancapan ajir dilakukan dengan dua tujuan yaitu: (1) sebagai penanda lokasi penanaman bibit mangrove sehingga akan mempermudah peserta dalam melakukan penanaman; (2)  penggunaan ajir juga berfungsi agar bibit-bibit mangrove yang ditanam bisa berjajar secara rapi sehingga mempermudah dalam penghitungan kelulushidupan pada saat pekerjaan pemeliharaan dan monitoring; (3) ajir berguna menjaga bibit mangrove tidak roboh pada saat terjadi air pasang.
  7. Penanaman
  8. Pada tahap penanaman, spesies mangrove dikelompokkan berdasarkan spesiesnya. Bibit mangrove ditanam di lokasi penanaman dengan teknik penanaman mangrove menggunakan ajir. Penggunaan ajir berguna untuk menjaga bibit mangrove tidak tumbang ketika terkena ombak. Jarak tanam adalah ± 1 m x 1 m. Penanaman mangrove diatur sedemikian rupa sehingga ketiga jenis mangrove tidak tercampur supaya tidak merubah sifat alami mangrove yaitu membentuk tegakan murni.
  9. Cara Penanaman
  10. Mangrove ditanam di lahan yang telah disediakan dengan cara membuat lubang di dekat ajir-ajir, dengan ukuran lebih besar dari ukuran polibek dan dengan kedalaman dua kali lipat dari panjang polibek. Bibit diikat dengan tali rafia ke ajir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar