Minggu, 20 Januari 2019

SISTEM PRODUKSI IKAN LELE DUMBO(Clarias gariepinus)


Ikan lele dumbo merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang memiliki keunggulan komparatif yang cukup menjanjikan pembudidaya.  Kebutuhan pemenuhan permintaan pasar terhadap ikan lele dumbo khusus ketersediaan induk yang merupakan faktor penentu keberhasilan kegiatan budidaya, tentunya menuntut kegiatan pengembangan usaha pembesaran dari para pelaku utamanya yang mampu meningkatkan produksi yang berorientasi pada efisien usaha, produktifitas, berdaya saing, bermutu, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta mewujudkan sistem bisnis yang lestari guna meningkatkan pendapatan bagi kesejahteraan hidup. Selain memiliki induk yang berkualitas perlu diperhatikan juga bagaimana cara induk menghasilkan telur yang diinginkan. Berikut beberapa cara pemijahan pada Induk Ikan Lele Dumbo.
Ciri-ciri Induk Betina dan Jantan Ikan Lele Dumbo yang Matang Gonad
Induk Betina
Induk Jantan
·      Perut membesar atau buncit dan terasa lembek jika diraba.
·      Pergerakannya lambat dan jinak.
·      Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan, dan tampak membesar (bengkak).
·      Warna tubuh menjadi coklat kemerahan.
·      Kadang-kadang warna sirip-sirip tampak kemerahan.
·      Jika perut diurut, kadang-kadang akan keluar telur yang warnanya kuning tua.

·      Alat kelaminnya memerah.
·      Alat kelamin tampak jelas dan lebih meruncing.
·      Tubuh ramping dan gerakannya lincah.
·      Ada perubahan warna tubuh menjadi coklat kemerahan.
Sumber : Bachtiar , 2006
ll. Pemijahan
Kegiatan pemijahan pada ikan lele dumbo dapat dilakukan dengan tiga cara atau teknik pemijahan yaitu pemijahan secara tradisional, semi intensif dan intensif.
1). Pemijahan Secara Tradisional
Pemijahan secara tradisional dilakukan bila induk ikan lele telah memenuhi persyaratan dan matang gonad. Pemijahan secara tradisional atau alami dilakukan dengan alat dan cara yang sederhana serta campur tangan manusia sangat terbatas, pemijahan ikan terjadi dengan sendirinya. Pemijahan biasanya dilakukan pada pukul 16.00 hingga pukul 07.00 WIB namun keberhasilan pemijahan bisa mundur tidak sesuai dengan waktu yang dharapkan, pada pemijahan secara tradisional telur yang dihasilkan tidak bisa maksimal.
2). Pemijahan Secara Semi Intensif
Pemijahan semi intensif yaitu pemijahan yang dilakukan dengan cara menyuntikan hormon perangsang untuk kematangan dan ovulasi sel telur. Hormon perangsang yang diberikan dapat berupa Ovaprim (hormon komersial), ekstrak kelenjar hipofisa yang berasal dari spesies ikan yang sama atau ikan mas (sebagai ikan donor universal/umum), atau HCG (Human Chorionic Gonadotropin).
Penyuntikan induk dengan hormon dilakukan pada induk yang telah matang gonad. Dosis hormon yang digunakan sekitar 0,2-0,3 m/kg dengan sekali penyuntikan. Sebelum penyuntikan hormon Ovaprim diencerkan terlebih dulu dengan menggunkan aquabidest atau air mineral yang steril sebanayak 3 kali dosis Ovaprim. Penyuntikan induk biasaya dilakukan pada sore hari sekitar pukul 16.00 dan pemjahan biasanya terjadi sekitar pukul 23.00-05.00.
Penyuntikan dengan menggunakan kelenjar hipofisa dilakukan dengan menggunakan donor ikan lele atau ikan mas yang telah dewasa dan dalam kondisi sehat, dosis penyuntikan dengan menggunakan kelenjar hipofisa adalah 1 dosis. Artinya , berat ikan donor yang akan diambil kelenjar hipofisanya sama dengan induk ikan lele yang akan disuntik.

3). Pemijahan Secara Intensif
Pemijahan secara intensif yaitu pemjahan yang dilakukan dengan menggunakan campur tangan manusia hingga pada proses pembuahan atau bertemunya sel telur dan sperma dilakukan oleh manusia. Adapun tahapannya yaitu ikan lele dumbo yang telah disuntik dibiarkan selama 8-10 jam setelah penyuntikan, kemudian telur dan spermanya dikeluarkan dari tubuh induknya. Untuk induk betina pengeluaran telur dilakukan dengan cara pengurut perutnya (streeping) sedangkan induk jantan dilakukan pembelahan perut untuk mengambil sperma, sperma tersebut kemudian diencerkan dengan menggunakan sodium klorida 0,9 %. Selanjutnya, telur dan sperma tersebut ditampung dan dicampurkan dalam suatu wadah (mangkok) dengan menggunakan bulu ayam yang kering. Kemudian disebar diatas media yang dikehendaki biasanya disebar pada hapa atau wadah lainnya.
Menurut Khairul Amri (2005) lele dumbo betina dengan berat 1 kg dapat menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir, yang dapat menetas menjadi larva sebanyak 70.000 ekor, dengan kelangsungan hidup (survival rate) jika dipelihara lagi dalam kolam hingga ukuran 3-5 cm kelangsungan hidupnya 80% (56.000 ekor).

1 komentar:

  1. Izin ya admin..:)
    Halloo kami dari ARENADOMINO ingin mengajak anda semua pecinta games poker untuk bermain disini permainan fairplay menanti anda semua dan 100% no robot player vs player
    yuk silahkan langsung bermain dengan kami proses mudah cepat dan nyaman jika kesulitan dalam pendaftaran dapat juga dibantu ya bisa dari live chat ataupun dari WA +855 96 4967353 silahkan ..

    BalasHapus