Manajemen
Lingkungan Budidaya
Komponen
Dasar dalam Budidaya Udang
Komponen
dasar lainnya yang juga sangat penting mendukung
teknologi
busmetik adalah mengupayakan kondisi sekeliling kegiatan
budidaya
menjadi kondusif
Lingkungan
budidaya udang busmetik
• Sekeliling petakan modul adalah mangrove
• Saluran pemasukan air ke tandon berupa
mangrove yg difungsikan sebagai biofilter
• Kawasan mangrove difungsikan sebagai
tempat pembuangan air tambak
• Mengupayakan penanaman mangrove pada
lokasi yg kosong
Lingkungan di Sekeliling Wadah
Budidaya
Mengupayakan (membuat) ekosistem mangrove di
sekeliling wadah budidaya
FUNGSI MANGROVE
A. Fungsi Fisik
- Mencegah erosi pantai.
- Menahan badai/gelombang tsunami .
- Mencegah masuknya air laut ke daratan (intrusi
air laut).
B. Fungsi Ekologis
- Tempat mencari makan binatang
mangrove (Feeding Ground/Shelter).
- Tempat pemijahan/beranak pinak dan
pengasuhan binatang mangrove (Spawning/Nursery ground).
- Pemindahan/pertukaran
nutrisi (Export Nutrien).
C. Fungsi Sumberdaya dan Jasa
- Kayu bakar/arang.
- Bahan baku industri.
- Makanan dan obat.
- Pariwisata.
Perubahan/konversi l
Ada sekitar 61 jenis udang dan
kepiting yang hidup di habitat mangrove Indonesia
Rhizophora mucronata dapat menyerap
300 ppm Mn, 20 ppm Zn, 15 ppm Cu (Darmiyati et al., 1995), dan pada daun
Avicennia marina terdapat akumulasi Pb ³ 15 ppm, Cd ³ 0,5 ppm, Ni ³ 2,4 ppm (Saepulloh, 1995).
Produktivitas primer ekosistem
mangrove ini sekitar 400-500 gram karbon/m2/tahun adalah tujuh kali lebih
produktif dari ekosistem perairan pantai lainnya (White, 1987).
Daun mangrove yang berguguran
diuraikan oleh fungi, bakteri dan protozoa menjadi komponen-komponen bahan
organik yang lebih sederhana (detritus) yang menjadi sumber makanan bagi banyak
biota perairan (udang, kepiting dan lain-lain) (Naamin, 1990).
Kerusakan mangrove di pantai Kecamatan
Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara berdampak pada penurunan volume
dan keragaman jenis ikan yang ditangkap (56,32% jenis ikan menjadi langka/sulit
didapat, dan 35,36% jenis ikan menjadi hilang/tidak pernah lagi tertangkap)
Konversi hutan mangrove di pantai
Napabalano, Sulawesi Tenggara menyebabkan berkurangnya secara nyara kelimpahan
kepiting bakau (Scylla serrata)
(Amala , 2004).
Semakin
bertambah umur mangrove hasil rehabilitasi akan meningkatkan populasi dan
keragaman biota pesisir pantai
(Onrizal et al.,2008)
• MANGROVE HILANG, KEHIDUPAN MANUSIA TERANCAM.
• MARI KITA CEGAH TERJADINYA BENCANA. TAPI, BAGAIMANA CARANYA?
• CARANYA MUDAH, YAITU DENGAN CARA MEMBIBITKAN, MENANAM DAN MEMELIHARA MANGROVE
PERSIAPAN PEMBIBITAN MANGROVE
1. Penyiapan
buah (Propagul)
Propagul
mangrove diusahakan berasal dari lokasi setempat atau lokasi terdekat. Buah
dapat diperoleh dengan cara mengambil buah-buah yang telah jatuh atau memetik
langsung dari pohonnya.
2. Pembuatan
Herbarium
Tujuan dari
pembuatan herbarium ini adalah untuk mempermudah kita dalam memperkenalkan
spesies mangrove kepada masyarakat. Hasil dari herbarium ini bisa ditempel di
dinding dan atau disimpan ke dalam lemari tertutup dalam bentuk kering.
3. Pembuatan
bedeng persemaian
a. Pemilihan
tempat
Tempat yang
akan digunakan untuk persemaian bibit dipilih lahan yang lapang dan datar.
b. Pembuatan
bedeng persemaian
Bedeng dibuat
dari bambu yang kuat. Ukuran bedeng disesuaikan dengan kebutuhan. Umumnya
berukuran 1×5 m atau 1×10 m dengan tinggi 1,5–2 m. Bedeng diberi naungan ringan
dari daun nipah, kelapa, ijuk, rumbia, alang-alang atau sejenisnya.
PERLAKUAN PROPAGUL
DAN LOKASI PEMBIBITAN
- Buah (propagul) mangrove
untuk bibit sebaiknya berasal dari daerah
setempat, telah matang dan berkualitas bagus.
- Sebelum digunakan untuk pembibitan buah disimpan sementara waktu dengan cara
memasukkannya ke dalam ember atau bak yang berisi air penuh dengan posisi
tegak dan diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari. Lama
penyimpanan maksimal adalah 10 hari.
- Untuk menyemaikan benih mangrove, lumpur
dimasukkan ke dalam polibek. Selanjutnya, buah mangrove disemaikan ke
dalam polibek masing-masing 1 buah.
- Tempat penyemaian benih mangrove sebaiknya
dipilih yang berdekatan dengan lokasi penanaman
dengan perendaman kurang lebih 20 – 40 kali/bulan.
- Penancapan ajir
- Kegiatan penancapan ajir dilakukan dengan dua
tujuan yaitu: (1) sebagai penanda lokasi penanaman bibit mangrove sehingga
akan mempermudah peserta dalam melakukan penanaman; (2) penggunaan ajir juga berfungsi agar
bibit-bibit mangrove yang ditanam bisa berjajar secara rapi sehingga
mempermudah dalam penghitungan kelulushidupan pada saat pekerjaan
pemeliharaan dan monitoring; (3) ajir berguna menjaga bibit mangrove tidak
roboh pada saat terjadi air pasang.
- Penanaman
- Pada tahap penanaman, spesies mangrove
dikelompokkan berdasarkan spesiesnya. Bibit mangrove ditanam di lokasi
penanaman dengan teknik penanaman mangrove menggunakan ajir.
Penggunaan ajir berguna untuk menjaga bibit mangrove tidak tumbang ketika
terkena ombak. Jarak tanam adalah ± 1 m x 1 m. Penanaman mangrove diatur
sedemikian rupa sehingga ketiga jenis mangrove tidak tercampur supaya
tidak merubah sifat alami mangrove yaitu membentuk tegakan murni.
- Cara Penanaman
- Mangrove ditanam di lahan yang telah disediakan
dengan cara membuat lubang di dekat ajir-ajir, dengan ukuran lebih besar
dari ukuran polibek dan dengan kedalaman dua kali lipat dari panjang
polibek. Bibit diikat dengan tali rafia ke ajir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar