Jumat, 24 Oktober 2014

PENYAKIT PARASITIK ' BINTIK PUTIH (WHITE SPOT)



Bintik Putih (White Spot) atau “Ich” atau Ichthyophthiriasis
Penyebab : Ichthyophthiriasismultifiliis atau “Ich
Karakteristik Patogen :
·         Protozoa berbentuk bulat/oval berdiameter 50-100 mm, diselaputi silia, inti sel berbentuk seperti tapal kuda.
·         Bersifat obligat parasitic, dan sangat ganas, infeksi berat dapat mematikan hingga 100% dalam tempo beberapa hari.
·         Menginfeksi semua jenis ikan air tawar terutama benih (ikan tidak bersisik lebih sensitive).
Gejala Klinis :
·         Nafsu makan menurun, gelisah.
·         Menggosok-gosokkan bdan pada benda di setitarnya.
·         Frekwensi pernapasan meningkat (megap-megap), mendekat ke air masuk.
·         Bintik-bintik putih di sirip, kulit atau insang.
Diagnosa :
·         Pengamatan secara visual terhadap adanya bintik putih (parasite) pada kulit, sirip dan insang ikan
Pengendalian :
·         Mempertahankan suhu air ≥ 290C selama 2 minggu atau lebih .
·         Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan.
·         Meningkatkan frekwensi pergantian air.
·         Pemindahan ikan pada air yang bebas “Ich” secara berkala yang disesuaikan dengan siklus hidupnya.
·         Ikan yang terinfeksi “Ich” dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan beberapa jenis desinfektan, antara lain :
ü  Perendaman dalam larutan garam dapur pada konsentrasi 500-10.000 mg/liter (tergantung jenis dan umur ikan ) selama 24 jam , dilakukan pengulangan setiap 2 hari.
ü  Perendaman dalam larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 mg/liter selama 12 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari.
·         Pengobatan dengan herbal dapat menggunakan
ü  Akar kuning (Arcangelisia flava Merr) dengan cara : Daun dan buahnya direndam, kemudian dicacah hingga halus lalu dicmapur air. Rendam ikan yang terinfeksi kedalam air tersebut.
ü  Pepaya (Carica papaya L., Famili Cariccaceae ) dilakukan dengan cara 2 g daun papaya dicacah hingga halus kemudian dilarutkan dalam 100 ml air untuk merendam ikan yang sakit selama 1 jam. Batang dan daun papaya juga dapat digunakan sebagai pakan dengan dosis 15 kg untuk 100 kg bobot ikan.
ü  Bawang Putih (Allium sativum L)dengan cara : menghaluskan 25 mg bawang putih kemudian dicampurkan dengan 1 liter air untuk perendaman ikan sakit.
ü  Sirip (Piper beatle L) dengan cara : mencampurkan 2 g ekstrak daun sirih kedalam 60 ml air. Untuk penyakit Ichtyophthirius multifiliis perendaman dilakukan selama 12 jam.
Dipublikasikan oleh Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan

Kamis, 23 Oktober 2014

FUSARIOSIS



Fusariosis
Penyebab                                : Fusarium spp
Karakteristik Patogen          :
·         Menginfeksi udang di tambak pada stadia juvenile hingga ukuran dewasa.
·         Prevalensi infeksi lebih tinggi pada lahan tambak yang persiapannya kurang baik, terutama pada persiapannya kurang baik, terutama pembuangan bahan organic dan penegeringan yang kurang sempurna.
·         Cenderung menginfeksi pada bagian insang, menimbulkan inflamasi yang intensif hingga terjadi melanisasi (sering disebut penyakit insang hitam/black gill disease). Pada infeksi akut, hifa cendawan ditemukan pula pada bagian tubuh lainnya.
·         Mortalitas yang terjadi terutama karena gangguan terhadap proses ganti kulit (moulting)
Gejala Klinis                           :
·         Bagian insnag berwarna hitam
·         Organ lain seperti kaki jalan & renang serta ekor udang mengalami kerusakan, bahkan terputus.
·         Pada bagian tubuh lain sering ditemukan adanya luka atau gejala seperti terbakar dll.
Diagnosa                                 :
·         Pengamatan pada organ insang ditemukan adanya makrokonidia cendawan
Pengendalian                          :
·         Persiapan petak tambak secara sempurna, terutama pembuangan bahan organic dan pengeringan dasar tambak.
·         Menghindari penumpukan bahan organic dalam media pemeliharaan, melalui penggunaan mikroba esensial atau probiotik dan/atau ferkuensi penggantian air yang lebih tinggi.
·         Penggunaan bahan kimia/desinfektan di tambak tidak efisien.

Dipublikasikan oleh : Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan

CENDAWAN PADA LARVA UDANG



Cendawan pada larva udang (larval shrimp mycosis)
Penyebab                                : Lagenidium spp. Dan Sirolpidium spp
Karakteristik Patogen          :
·         Infeksi Lagenidium spp. Umumnya terjadi pada stadia nauplius, zoea hingga Mysis apabila menyerang pada stadia zoea sering menyebabkan kematian masal di panti benih (hatchery).
·         Infeksi Sirolpidium spp. Lebih sering terjadi pada stadia Mysis hingga post Larvae (PL) awal.
·         Kedua jenis cendawan ini tumbuh optimal pada kisaran suhu air antara 25-340C dan kisaran Ph 7-9.
·         Penyakit ini umumnya merupakan kompleks infeksi bersama pathogen lainnya, dan mortalitas yang terjadi terutama karena gangguan terhadap proses ganti kulit (moulting).
Gejala Klinis               :
·         Nafsu makan menurun, pergerakan lemah dan anemia
·         Pada tubuh larva udang (nauplius, zoea Mysis, PL) terlihat adanya hifa dan/atau misella cendawan. Pada kondisi yang serius, sering dijumpai tubuh larva udang terlilit dan dipenuhi oleh cendawan.
Diagnosa                     :
·         Pengamatan pada bagian eksternal terlihat adanya hifa dan/atau misella cendawan.
Pengendalian              :
·         Dseinfeksi bak dan air sebelum digunakan
·         Menghindari penumpukan bahan organic dalam media pemeliharaan melalui penyiponan secara berkala
·         Hifa dan spora cendawan ini dapat diberantas dengan perendaman desinfektan, antara lain:
v  Larutan Trefflan pada dosis 0,1 mg/liter selama 24 jam atau lebih untuk tujuan desinfeksi.
v  Larutan Trefflan pada dosis 0,2 mg/liter selama 24 jam atau lebih untuk tujuan pengobatan.
Dipublikasikan oleh : Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan

BRANCHIOMYCOSIS



Branchiomycosis
Penyebab                                : Branchiomyces sanguinis dan B.demigrans.
Karakteristik Patogen          :
·         Menginfeksi semua jenis ikan air tawar, dan target organnya adalah insang ikan (filament dan pembuluh darah di lamella insang). Apabila jaringan dan/atau sel insang mengalami kematian atau lepas, maka spora jamur akan keluar dan menginfeksi inang lainnya.
·         Suhu optimum pada kisaran 25-31 0C dengan masa inkubasi 2-4 hari (tergantung suhu air)
·         Infeksi bersifat kronis hingga akut dengan mortalitas mencapai 100% dalam tempo yang relative singkat (1-2 minggu)
Gejala Klinis                           :
·         Ikan bernafas dengan tersengal-sengal di permukaan air dan malas
·         Insang mengalami nekrosa berat, berwarna merah menghitam dan akhirnya membusuk (gill rot)
Diagnosa                                 :
·         Pengamatan keberadaan hifa cendawan dari organ filament dan lamella insang ikan.
Pengendalian                          :
·         Menetralkan kadar keasaman dan/atau alkalinitas air melalui pengapuran.
·         Mengisolasi ikan sakit dan/atau membuang ikan yang telah mati.
·         Hifa cendawan yang masih terdapat di dalam pembuluh darah organ insang tidak dapat diobati, sedangkan sporanya yanga berada di air dapat diberantas dengan perendaman menggunakan beberapa desinfektan, antara lain :
v  Kalium Permanganate (PK) pada dosis 1 gram/100 liter air selama 90 menit
v  Garam dapur pada konsentrasi 1-10 gr/liter (tergantung spesies dan ukuran) selama 10-60 menit.


Dipublikasikan oleh : Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan