Jaminan penyediaan benih dalam kualitas dan kuantitas yang memadai
merupakan salah satu syarat yang dapat menentukan keberhasilan budidaya ikan.
Banyak jenis dan ragam ikan yang mempunyai nilai ekonomis telah dikembangkan
baik ditingkat pembenihan atau pembesaran.
Menurut Schmittou (1991), lebih dari 20.000
species ikan yang diketahui di dunia, hanya sekitar 20 sampai 25 spesies ikan
saja yang dibudidayakan secara komersial untuk makanan manusia. Boleh jadi masih
terdapat ratusan atau bahkan ribuan species yang sangat potensial untuk
dibudidayakan akan tetapi masih belum diketahui teknologinya. Di Asia Tenggara
species yang sudah umum dibudidayakan adalah Ikan Mas (Cyprinus carpio),
Grass carp (Ctenopharyngodon idellus), Ikan Nila (Tilapia niloticus),
Ikan Mujair (Tilapia mossambicus), Gourami (Osphronemus gouramy),
Ikan Lele (Clarias macrocephalus), Silver carp (Hypopthalmichthys
molitrix) dan Bighead carp (Aristichthys nobilis).
MORFOLOGI
Dilihat dari segi morfologi bentuk tubuh ikan jelawat yang agak bulat dan
memanjang, mencerminkan bahwa ikan ini termasuk perenang cepat. Kepala sebelah
atas agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis literal tidak terputus,
bagian punggung berwarna perak kehijauan dan bagian perut putih keperakan
HABITAT
Habitat yang disukainya adalah anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan
di bagian pinggirnya. Untuk anakannya banyak dijumpai di daerah genangan, dari
Daerah Aliran Sungai (DAS). Saat air menyusut, anakan ikan jelawat secara
bergeromol beruaya ke arah bagian hulu dari sungai.
PAKAN
DN KEBIASAAN MAKAN
Dalam lingkungan pemeliharaan yang terkontrol, ikan jelawat juga menyantap
makanan buatan berbentuk pellet. Bahkan mau memakan singkong, daun singkong dan
usus ayam.
Dari bentuk mulut dapat
diketahui ikan jelawat menyenangi makanan yang melayang. Cara makannya dengan
menyambar meski terkadang gerakannya dalam mengambil makanan agak lambat. Namun
demikian jenis ikan ini biasa pula mengambil makanan yang berada di dasar
perairan (Anonim, 2007).
TINGKAT
KEMATANGAN GONAD
Beberapa persyaratan
yang harus diperhatikan menyangkut kondisi induk ikan jelawat agar dapat
dipijahkan dengan baik yaitu kematangan gonad dari ikan yang siap dipijahkan,
biasanya mulai berumur 2,5 tahun, kondisi ikan sehat tanpa ada luka atau cacat.
Biasanya induk ikan sudah siap dipijahkan setelah 3-6 bulan dalam kondisi
pemeliharaan secara terkontrol dan intensif (Kristanto, 1994).
PEMBENIHAN
Dalam melakukan
pemilihan lokasi haruslah memperhatikan faktor-faktor teknis maupun nonteknis
seperti sosial ekonomis. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerugian akibat
salah penilaian saat melakukan pemilihan lokasi, misalnya debit air tidak
mencukupi saat musim kemarau atau mengalami kebanjiran saat musim penghujan
PENYEDIAAN
INDUK
Keberhasilan
pengembangan budidaya ikan sangat ditentukan antara lain oleh pasok benih baik
dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya. Sedangkan kualitas benih dipengaruhi
oleh kualitas induk (faktor genetis) dan faktor lingkungan, seperti kualitas
air, makanan, penyakit dan parasit.
PEMATANGAN
GONAD
Untuk proses pematangan gonad pada ikan
perlu diadakan pengelolaan induk.
Pengelolaan induk adalah pemeliharaan induk secara intensif agar
menghasilkan benih sesuai dengan permintaan pasar. Pengelolaan induk di antara
para petani sangat bervariasi, bergantung dari pengetahuan, pengalaman, dan
sosial ekonomi mereka
SELEKSI
INDUK
Tujuan
dari seleksi induk adalah untuk mendapatkan induk yang mempunyai produktivitas
tinggi dengan ciri morfologi yang dikehendaki dan dapat diturunkan.
Produktivitas yang tinggi ini terutama dicirikan oleh sifat cepat tumbuh dan
kelangsungan hidup yang tinggi pada lingkungan budidaya tertentu (kolam
tradisional, kolam air deras, jaring terapung dan sebagainya dengan ciri
lingkungan, khususnya kualitas air yang berbeda). Ada dua metode seleksi induk,
yaitu seleksi masa dan seleksi family
PEMIJAHAN
Pemijahan adalah proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma
oleh induk jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan. Pemijahan sebagai
salah satu pacet dari reproduksi merupakan mata rantai siklus hidup yang
menentukan kelangsungan hidup
species. Penambahan populasi ikan tergantung dari kondisi tempat telur dan
larva ikan kelak akan berkembang. OIeh karena itu, pemijahan menuntut keamanan
bagi kelangsungan hidup larva/benih ikan, tempat yang cocok, waktu yang tepat
dan kondisi yang lebih menguntungkan.
Pemijahan tiap species ikan
mempunyai kebiasaan yang berbeda, tergantung pada habitat dan pemijahan itu
untuk melangsungkan prosesnya. Dalam keadaan normal ikan melangsungkan
pemijahan minimum satu kali dalam satu siklus hidupnya.
Di habitatnya di alam, ikan
jelawat biasanya melakukan pemijahan pada musim penghujan, yaitu saat air naik
dan menggenangi daerah sekitarnya. Dalam kondisi demikian, secara bergerombol
ikan jelawat beruaya ke arah muara sungai. Di bagian muara sungai tersebut pemijahan terjadi biasanya pagi hari diiringi rintikan air hujan.
Selama musim penghujan ikan
jelawat mampu memijah 2-3 kali pemijahan. Telur ikan jelawat bersifat melayang.
Telur yang dibuahi tersebut dibawa arus ke bagian hilir dan menetas dalam
perjalanan tersebut. Telur yang menetas dan menjadi larva tersebut memasuki perairan atau daerah genangan yang berada disepanjang sungai tersebut.
Pemijahan ikan
jelawat dilakukan secara buatan (Induced Breeding). Pemijahan ikan
dengan rangsangan hormon pada umumnya dilakukan terhadap jenis ikan yang tidak
bisa memijah secara alami. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan tidak
cukup untuk merangsang kerja hipothalamus dari ikan matang gonad untuk
mengeluarkan luteneizing hormon releasing hormon (LHRH) yang akan merangsang
kelenjar hifofisa untuk menghasilkan lebih banyak gonadotropin. Oleh karena itu
pemijahan secara terkontrol membutuhkan penambahan hormon gonadotropin dari
luar melalui penyuntikan.
PENETASAN
TELUR
Telur ditetaskan
di dalam akuarium yang telah disiapkan. Dalam penetasan telur, telur harus
terus menerus melayang dan tidak menumpuk di dasar. Hal ini dapat dilakukan
dengan sistem aerasi. Pada kondisi normal dan kualitas induk cukup baik, jumlah
telur yang dikeluarkan berkisar 29.000-44.000 butir telur/kg induk.
Titik kritis perkembangan embrio 5-6 jam setelah ovulasi.
Telur yang baik berwarna hijau cerah dan terlihat berbentuk topi sedangkan yang
mati berwarna putih. Dalam kondisi normal tingkat pembuahan telur sekitar 80%
dan tingkat penetasan sekitar 70%. Pada suhu normal 26-28 oC teur
akan menetas dalam waktu 15-24 jam. Panen larva dapat dilakukan setelah berumur
1-2 hari untuk kemudian dipelihara di akuarium atau bak lainnya
Daftar Pustaka
Afrianto, E., dan Evi Liviawaty, 1994. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Angin, Karyawan Perangin. 2003. Benih
Ikan Jambal Siam. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Anonim. 1998. Petunjuk Teknis Proyek Bantuan Penangkar Bibit Pertanian
(Inpres Dati II). Departemen Pertanian Sekretariat Jendral. Jakarta.
Izin ya admin..:)
BalasHapusMain dan Menangkan permainan bersama kami di ARENADOMINO 8 permainan poker online tanpa robot silahkan main dan buktikan sendiri jika kesulitan bisa
dibantu dalam pendaftaran silahkan langsung bergabung untuk info lebih jelas WA +855 96 4967353